Manusia memiliki dua kebutuhan pokok: jasmani dan rohani. Manusia
sehat bisa menyeimbangkan dua kebutuhan itu. Pendidikan spiritual (tarbiyah ruhiyyah) termasuk dalam kebutuhan rohani. Pendidikan spiritual dalam Islam tercantum dalam hadist, “Tebarkan
salam, berikan makan, sambungkan tali silaturrahim, biasakan qiyamul
lail (shalat malam) pada saat orang lain tidur, niscaya engkau akan
dimasukkan oleh Allah dalam surga-Nya, Darus Salam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Jika dijabarkan, tebarkan salam dapat diaktualisasikan dalam bentuk
tegur sapa, murah senyum, ramah, semangat memberi pelayanan, tidak
sinis, tidak emosional, mudah mengulurkan tangan, dan sebagainya.
Sedangkan, ‘memberi makan’ dapat diwujudkan dalam sikap empati,
solidaritas sosial, mau meringankan penderitaan orang lain, selalu
berbagi, dan berusaha mencari solusi.
‘Menyambung tali silaturrahim’ dapat diaktualisasikan dalam bentuk:
suka dan supel bergaul, berkomunikasi terbuka dan efektif, tidak
bermusuhan, bersahabat, bekerjasama, saling melindungi, dan sebagainya.
Sedangkan ‘qiyamul lail’ sebagai bentuk spiritualisasi diri dapat
diterjemahkan dalam perilaku yang selalu zikir kepada Allah, istiqamah
dalam beribadah, tekun berdoa, ikhlas beramal, sabar dalam menghadapi
cobaan hidup, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar