Secara sederhana sosialisasi dapat disamakan dengan bergaul. Dalam
pergaulan tersebut dapat dipelajari berbagai nilai, norma, dan pola-pola
perilaku ataupun kelompok. Lambat laun nilai dan norma yang ada dapat
diserap menjadi bagian dari kepribadian individu serta kelompok. Manusia
tercipta sebagai makhluk pribadi sekaligus juga sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk pribadi, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya
untuk bertahan hidup. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut manusia tidak
dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan orang lain untuk mencapai
tujuananya. Itulah sebabnya manusia berinteraksi dengan manusia lainnya
sebagai makhluk lainnya sebagai makhluk sosial.
Sosialisasi sebagai proses belajar itu juga digaris bawahi oleh Thomas
Ford Hoult dengan pernyataannya bahwa proses sosialisasi adalah proses
individu belajar bertingkah laku sesuai dengan standard kebudayaannya;
proses belajar disini berorientasi pada melakukan peranan di masa datang
dan yang khususnya melibatkan penerimaan dan persetujuan kelompok.
bagi anak, kelompok sebaya ialah kelompok anak-anak tertentu yang
saling berinteraksi. Dalam kelompok sebaya itu terdapat beberapa macam
diantaranya kelompok bermain yang sifatnya informal sampai kelompok
pramuka yang sifatnya lebih formal, terorganisir dari tiga atau empat
orang anggota sampai kelompok teman sebaya di sekolah yang terdiri dari
banyak anggota, rata-rata anak akan berinteraksi dengan bermacam-macam
kelompok sebaya itu. Setiap kelompok memiliki peraturan-peraturannya
sendiri, tersurat ataupun tersirat. Memiliki tata sosialnya sendiri dan
mempunyai harapan-harapan sendiri bagi para anggotanya. Kecuali setiap
kelompok sebaya mempunyai kebiasaan-kebiasaan, tradisi-tradisi, perilaku
dan bahkan bahasa sendiri.
Bagi kelompok anak dan remaja, orang dewasa biasanya tidak masuk
hitungan mereka. Artinya kelompok sebaya itu mungkin secara
terang-terangan menentang orang-orang dewasa disekitarnya, misalnya
dalam bentuk
GOOD :D
BalasHapus